Friday 28 August 2009

Cerita hidupku (Bag.1)


MASA KECILKU

Sejak lahir aku gak ingat apa-apa…aku baru ingat setelah umurku skitar 5 tahun, pada waktu itu aku menggembalakan kambing-kambingku, ketika pada usia itu aku sering menangis ingin ikut saudaraku yg pergi ke sekolah, karena orang tuaku pada sibuk kerja, dae ku (bapak) adalah seorang petani negri yang rajin dan ulet, pantang menyerah demi kami anak-anaknya.daeku selalu pergi ke kantornya yg luas dan indah, gak pernah aku melihatnya libur walaupun hari libur. moaku(ibu) adalah seorang pebisnis yang handal, setiap hari tanpa absent selalu pergi ke pasar dari hari sebelum matahari terbit moaku sudah berangkat dan aku selalu setia mengantarkan dagangannya…


Aku salut sama mereka berdua yang begitu gigih berjuang dan mencari nafkah demi kami anak-anaknya…mereka gak pernah aku dengar mengeluh karena capek. Ketika magrib menjelang daeku selalu mengajak kami untuk sholat berjamaah, dan mengajarkan baca Al-qur’an kepada kami dan selalu menasehati kami agar tidak mengalami nasib seperti mereka,supaya kami jauh lebih baik dari keadaan mereka saat ini…aku salut sama mereka berdua yg begitu gigih dalam mendidik kami, walaupun daeku belum terlalu bisa membaca huruf latin, tapi dengan pengetahuannya membaca al-qur’an, dia ajarkan kepada kami. Dan para tetanggapun menitipkan anak2nya kepada daeku untuk diajarkan membaca Alquran. Alhasil aku bisa membaca al-qur’an sebelum bisa membaca huruf latin dan sebelum masuk Sekolah Dasar. Aku berpikir mungkin kalau daeku bisa membaca dengan lancar huruf latin mungkin di ajarkan juga kepada saya…wkwkkwk!!!


Daeku adalah seorang bapak yang amat keras didikannya, tak heran ketika melakukan kesalahan beberapa tamparan melayang dipipi dan kepala ini, tapi itu sudah biasa, apalagi ketika membantah, tidak menurutin perkataanya…gak segan-segan kursi rotan dilemparkan kepada kami, tapi itu semua tidak menyurutkan niatku untuk menjadi anak yang tebaik dari yang lain dan bisa menunjukkan yang terbaik buat mereka, dengan didikkan itu awalnya saya merasa tersiksa dan tertekan, tapi setelah dipikirkan bahwa semuanya itu demi kebaikan saya juga, karena mereka tidak ingin saya seperti mereka lagi, yang setiap harinya ke sawah membanting tulang, tidak mengenal teriknya panas matahari, derasnya hujan dan angin yang menerpa….

Pada waktu siang hari aku jarang melihat daeku, karena ketika aku sedang tidur diwaktu subuh yang gelap daeku berangkat ke sawah, dan aku hanya ikut moaku membawakan dagangannya ke Amba Ncai( pasar Tradisional) dan setelah itu aku balik untuk menjaga rumah dan kadang menggembalakan kambing.

Kadang aku juga ikut kakakku ke sekolah, ketika itu aku merasa penasaran dengan yang namanya sekolah, padahal belum tahu apa-apa tentang sekolah, sekolah itu apaan sih….apakah lapangan yang luas? Atau kebun yang rimbun ataukah gunung, pasar dan sebagainya. Pada waktu itu aku ngotot untuk ikut kakaku ke sekolah, awalnya kakakku gak mau membawaku bersama ke sekolah karena aku tidak suka pakai baju, dan merasa risih klo pakai baju, jadi pakai celana doang!!!

Pada suatu hari akhirnya aku di ajak juga oleh kakakku ke sekolah, pagi-pagi aku sudah siap di depan pintu nungguin kakakku, matahari belum terbit tapi semangatku menyinari hati ini untuk bisa ke sekolah. Setelah cukup lama menunggu kakakku tiba-tiba ada yang memukul pundakku seraya berkata :

“yuk…berangkat” ajak kakakku.

“ayooo, siapa takut” ujarku penuh semangat. Dijalan kami sambil ngobrol-ngobrol.

“kak!! Ko berangkatnya pagi-pagi amat sih?” tanyaku.

“yah…karma hari ini aku jadi salah satu petugas upacara” jawabnya.

Matahari dah mulai terbit, tapi pagi itu masih terasa dingin, kampungku amat damai dan tentram, orang-orangpun mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing, tak sedikit orang-oarang yang berpapasan dengan kami di jalan. Sekali-sekali aku tutup mataku dari matahari karena silau, dan aku bertanya sama kakakku:

“kak, kenapa sih matahari terbitnya dari arah timur?”ujarku.

wkwkwkwkwkwk….”tiba-tiba kakakku ketawa dan berkata.

“kalau terbitnya dari arah barat, itu tandanya kiamat”jawabnya sambil menahan ketawa. Kemudian aku masih penasaran dan bertanya lagi:

“ kak, dibelakang gunung sana masih ada orang yang tinggal gak?” tanyaku sambil menunjuk kearah gunung yang biasa aku lihat kalau matahari sering terbenam.

“ntar kalau kamu sudah masuk sekolah kamu akan tau sendiri semuanya”jawabnya sambil tersenyum. Dan akupun belum habis pikir, seandainya masih ada orang yang tinggal dibelakang gunung sana, kasihan sekali, Karena gak pernah alamin yang namanya siang, apalagi matahari terbit.

Akhirnya kami sampai di sekolah, pada waktu itu aku ingat jelas bahwa hari itu adalah hari senin, karena ada upacara…he..heh..he..!!! oleh kakakku aku tidak di suruh berdiri bersamanya karena tidak berseragam apalagi tidak berpakaian, akhirnya aku diselipkan antara bunga-bunga bonsai yang tinginya hampir setinggi badanku, jadi kepala doank yang nongol…upacaranya begitu lamaaaaaaa sekali, sampai akhirnya aku ketiduran, ketika tidur tiba-tiba ada semut yang mengigit aku, dengan spontan aku teriak dan menjerit kesakitan…karena daerah gigitanya adalah daerah terlarang..wkwkwkwk!!! kaena itu orang-orang yang sedang upacara kaget dengan suara aku…dan kakaku panic karena lupa disebelah mana aku diselipkan…akhirnya diperiksa dari ujung ke ujung taman, akhirnya ketemu. Ups…kakakku marah

“ tuch kan…makanya jangan ikut!!!” katanya sambil menarik aku. Kayak ember aku ditariknya dan sambil menangis terisak-isak karena kesakitan digigit semut sampai bentol…Akhirnya aku diantar pulang dan sendirian dirumah sedangkan adikku dititipkan sama bibi..




No comments:

Post a Comment