Sunday 28 February 2010

Tidak Melebihi Batas Kemampuanku...

Panas terik matahari menyinari, terkadang angin sepoi menyapa berlalu dengan hembusannya yang halus tak berwujud. Para awanpun segan menghalangi sinarnya sang surya. Irama aliran air sungai yang berdesir menemani sepanjang jalan yang ku lalui. Akhirnya tiba di tujuan sembari merebahkan tubuh di sebuah ruangan berukuran 3x3 meter, tempat yang di sewa sekedar untuk beristrahat dan bernaung ketika lelah dan capek yang singgah di tubuh ini dalam menuntut Ilmu-Nya sang khalik.

Sambil menjalani menjalani profesi sebagai pelajar di salah satu perguruan tinggi di bandung, ku mencoba berjualan kecil-kecilan sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari, dikarenakan jauh dari orang tua dan keluarga, maklum anak rantau. Sambil merapikan sisa jualan yang kemarin, karena hari ini rejeki belum terjemput, jadi belum ada yang laku. Kubuka kembali pelajaran tadi pagi, sembari menunggu waktu Ashar tiba. Sang perutpun mulai meronta minta jatah untuk siang ini, karena tadi pagi hanya di alas dengan sebungkus indomie rebus dengan sepiring nasi putih.

Ku coba membuka dompet, memeriksa kandungannya, yang ada hanya beberapa kartu dan catatan-cacatan kecil. Ku coba mengingat kemabli, perasaan kemarin masih tersisa sebanyak untuk menghargai seporsi makanan pokok. Semua saku di pakaian ku sapa, tapi satupun gak ada yang menyahut akan kandungannya. Hmmm…di mana ya? Sasaran terakhir yaitu pakaian yang dijemur, ku paksakan kaki untuk diajak membantu mengantarkan ke tempat jemuran. Jemuran kemarin, siang ini sudah kering, ku sapa satu persatu. Akhirnya salah satu kantong ada yang menyapa, rupanya ada kandungannya. Alhamdulillah, sehelai kertas cetakan dari PERURI yang bernilai Rp.5000, ku buka perlahan karena lumayan sekarat karena terendam dan terjemur yang cukup lama di tempat yang seharusnya tidak di situ. Sepintas terpikir, untuk beberapa menu yang akan di beli dengan uang sebesar itu.

Waktu ashar tinggal sebentar lagi, tiba-tiba dari arah luar terdengar ada bunyi hentakan kaki menuju arah kamar. Tak sempat bangun untuk melihat, ternyata beliau sudah terlebih dahulu menyapa dengan salam khasnya dari negeri arab itu, balasan secara spontanpun terucap dari lisan ini. Singkat cerita setelah cuap-cuap sedikit, ternyata kedatangan beliau bermaksud untuk meminjam uang, sedikit kaget tanpa expresi sekedar di hiasi senyum. Dengan merogok kembali uang tadi sambil bertanya berapa yang beliau butuhkan. Wow…ternyata yang dibutuhkan melebihi dari yang kumiliki sekarang, terus terang ku berkata sambil menunjukan sisa yang kumilki. Dia tersenyum dan tiba-tiba dia berkata “ berjudi yuuuk….”. kaget tersentak dengan ajakan beliau, karena setahuku beliau sangat agamais yang tentunya mengerti akan hal-hal tersebut sangat dilarang. Prosesor dalam otakku masih loading untuk mengumpulkan bahan untuk beragumentasi , karena memilki keterbatasan pengatahuan yang belum memadai, cukup lama ku berpikir sambil nyengir, yang terlintas mungkin hanyalah gurauan. Tapi Kemudian beliau melanjutkan, dan memberikan arahan cara permainannya. Uuuuppss…ternyata beliau serius, kuperbaiki cara dudukku, ku pasang indera pendengarku, pikirankupun mulai bejat. Hmmmm….mungkin tuhan akan mentolerir cara yang dianjurkan oleh beliau ini karena benar-benar kepepet ma apes saat ini. Beliau mulai berinstruksi “ ntar saya hanya antarkan ke tempatnya, lalu kamu lakukan sendiri, tanpa sepengetahuan orang dan lakukan dengan seiklas-iklasnya bahkan dengan sembunyi-sembunyi, setelah di tempat tersebut nanti akan di sediakan kotak undian yang udah pasti akan ada hasilnya”. Wowwww…aku semakin penasaran, tapi dalam hatiku pertentangan keras timbul dalam batin karena hal tersebut sangat dilarang oleh kelurga lebih-lebih aqidahku, uuupss..keren bahas aqidah brow!!!.lalu Kuberanikan bertanya, “ sob, tempatnya di mana? Kayaknya saya harus segera dech!!! Hehehhe…pikiranku mulai terjerumus, yang ada dalam benakku, paling dosanya di bagi 2 sama beliau soalnya orangnya agamais sedangkan aku modal aqidah pas-pasan pada saat itu (wwoo….berarti sekarang lebih donk?? Lebih baik maksudnya..Amin!!).

Tiba-tiba suara lantunan Adzan ashar berkumandang menggema, seiring itu pula beliau mengajak”yuukkk…kita ke tempatnya segera karena lebih cepat lebih baik”. Waduuhh….kayaknya beliau serius banget nech, sampai-sampai waktu buat menghadap sang Khalik tidak dihiraukan. Aku berjalan mengikuti langkah beliau, tetapi lama-kelamaan arah jalan, kayaknya aku kenal dan sangat tidak asing. Akhirnya sampai di depan bangunan tersebut, “masjid?”tersentak kaget. Lhooo..ko’ tempatnya di sini sih? Ujarku dalam hati. Kubasuh anggota badan yang dianjurkan sebelum menghadap sang Khalik, kutegakkan tubuh ini dibarisan paling depan untuk mengharapkan keridhoan Sang Khalik akan apa yang akan ku lakukan setelah ini. Sampai sujud terakhir dengan diakhiri salam memohon keselamatan kepada sang Rabb. Setelah kewajiban kutunaikan sebagai kebutuhanku, ku mencari beliau tadi, tetapi tak kunjung ketemu, kutunggu dipintu masuk. Hmm…lumayan jenuh, sampe seisi masjid menjadi kosong. Beliau kemana ya? Hmm…positive thinking aja dech! Mungkin sang Khalik menuntunku kearah yang lebih baik, biar aku gk terjerumus dalam perjudian. Kusandarkan badanku ke tiang masjid sambil merosot duduk, badanku terganjal sebelum menyentuh lantai berkarpet itu. Astagfirullah…kotak amal keduduk tanpa sengaja. Sepintas langsung teringat apa yang dikatakan beliau tadi. Memoryku mulai loading mengakses data-data dalam pikiranku, ku mengkaji mencoba mengaitkan ingatanku. Hmmm....jangan-jangan ini perjudian yang beliau maksud tadi, mungkin kotak undian itu adalah kotak amal ini. Tapi sempat terbesit keraguan, masukin apa gak yach? Uangnya! Hmm…kulipat-lipat uang kertasku sambil menutup mataku ku masukkan dalam kotak tersebut, dalam hati sambil berdo’a dengan tiga kata ”Allah Maha Tahu”.

Akhirnya aku pulang dengan mencoba melupakan kejadian sebelumnya tapi berharap undianku menang...upsss balasan dari Allah maksudku!!, karena hal itu pasti…cuman waktunya gak tau, sambil berusaha menenangkan diri!. Setelah sampai di tempat kosku, ku coba buka kembali pelajaran untuk hari esok, tanpa ku sadari ku terjun bebas dalam kelelapan tidur, tak terasa tiba-tiba dibangunkan dengan suara adzan magrib yang menggema di dekat kosanku. Ku tersentak bangun, kemudian bersegera menuju masjid. Setelah selesai sholat dan melantunkan beberapa ayat suci ku bergegas keluar dari masjid, tiba-tiba ada seseorang datang menyapa, menjabat dan merangkulku. Ternyata beliau sudah mengenalku, cuman di aku yang agak rada error sedikit lemot mengingatnya . sambil berbincang-bincang sebentar, beliau menawarkan diri untuk bertamu di tempatku, ternyata beliau memang udah ada maksud ingin bertemu denganku dan juga beliau adalah pelangganku.

Setelah sampai tak ada yang bisa ku hidangkan untuk beliau, kecuali seperempat gelas berisi madu Sumbawa dan segelas susu kuda liar khas kampungku di Bima. Sambil meneguk, beliau mengeluarkan catatan kecil dan berkata” maaf…aku telat bayar madu dan susu yang saya ambil beberapa bulan lalu” aku kaget, karena udah lupa kalau beliau pernah beli tapi belum di bayar. Sambil ku tanda tangani tanda pembayaran tersebut beliau menyodorkan 2 lembar uang kertas, lagi-lagi cetakan PERURI tapi nilainya lumayan, 100 ribu rupiah!!!! Kalau dalam mata uang jepang senilai 1000 yen,hehheheh!! Lumayan ntuk bertahan sampai bulan depan. Setelah beliau pamit…ku sadarkan diriku untuk sujud mensyukuri nikmat Allah. Bukan hanya karena nilai materi yang telah ku dapatkan, tetapi Allah memberikan pelajaran yang luar biasa pada peristiwa ini. Allah benar-benar menguji hamba-Nya tidak melebihi dari batas kemampuan kita.

Kepada para pembaca yang budiman dan baik hati berbudi pakerti luhur berlandaskan pancasila dan UUD ..wkwkwk lebay dech!!!

Intinya, tanpa mengurangi rasa hormat saya mencoba menulis kisah yang pernah saya alami beberapa tahun lalu kepada pembaca semoga dengan beberapa kata yang saya rangkai dengan keterbatasan ini, semoga bisa di ambil Hikmahnya. Banyak fenomena-fenomena dalam kehidupan kita yang merupakan suatu didikan dalam proses kehidupan ini, yang tiada lain Ilmu yang Allah berikan untuk Hamba-Nya yang berpikir…

Minasan ganbatte kudasai neee…!!!
Japan, 28 February 2010
Al Raf Bima