Friday 28 August 2009

Cerita Hidupku (bag.2)


MASA KECILKU

Akhirnya aku masuk ke Sekolah , aku semangat sekali karena aku akhirnya bisa sekolah….dan pergi bareng sama kakakku!!! Ups…ternyata kakakku dah tamat SD dan dia masuk MTs (Madrasyah Tsanawiyah) hmmmm….aku jadi gk bersemngat lagi, akhirnya aku ikut aja kakakku, eitt…ternyata gk bisa : kalau mau sekolah ke MTs harus lulus SD dulu katanya,

Hmmmm…akhirnya aku kembali ke sekolahku, aku kelas satu, banyak teman-teman baru. Hari-hariku kulewati di sekolah dengan semangat tapi akhir-akhirnya mulai gak nyaman, teman-teman yang suka usil sama aku, membuatku gak betah…akhirnya setelah naik ke kelas 2 aku nekat pindah sekolah, dan aku pindah ke sekolah sebelah, di SDN Kalampa II, dan tambah lagi teman-teman baruku, hari-hariku begitu indah di sekolah, aku mendapat pengetahuan baru, ilmu baru, dan teman baru.

Tak terasa aku sudah masuk kelas 3 sekarang, banyak perubahan yang aku alami, adikku tambah 1 lagi, yang perempuan. Setelah pulang sekolah aku disuruh jagain adikku, dan waktu belajarpun jadi tersita, sedangkan malam digunakan untuk belajar membaca Al-qur’an. Dan akupun memanfaatkan waktu istirahat dan ketika jalan pulang dari sekolah, untuk mengulang pelajaran yang guru ajarkan dan sambil mengisi PR yang diberikan guru waktu di sekolah…

Suatu hari ketika di sekolah aku dimarahin sama ibu guru karena tidak sempat mengerjakan tugas yg diberikan, aku tidak sempat menulis karena sibuk menjaga dan mengurus adikku, karena dae dan moaku di sawah, jadi gak ad yang jagain. Ibu guru memberikan tugas untuk menulis perkalian 1 sampai 10,sedangkan aku hanya sempat menulis perkalian 1 sampai 5. dan pada waktu itu ibu guruku benar-benar marah padaku, aku merasa bersalah dan aku di hukum untuk berdiri di depan kelas dengan mengangkat satu kaki sampai bel istirahat. Hukumannyapun aku jalanin sampai akhirnya belpun berbunyi, berakhir sudah masa hukuman buat saya….Dan bu guru kembali memarahi saya lain kali kerjakan tugas, bilang sama orang tua!!!! Kalau tugas belajar lebih penting dari pada yang lain” katanya.

Aku merasa bersedih kalau mengingat kesibukkan orang tua, adik-adikku yang ku sayangi yang selalu ku jaga. Dengan nada lemah aku memberikan alasan kepada ibu guruku

” maaf bu, adik-adikku gk ada yang jaga,sedangkan orangtuaku pada ke sawah” ujarku sambil tertunduk. Akupun melanjutkn:

” untuk tugas perkaliannya, memang aku gk mengerjakn semua, tetapi sisanya aku menghafal” kataku sambil tertunduk takut. Mendengar alasanku itu ibu guru menyuruhku untuk membacakan perkalian tanpa melihat buku. Akhirnya sampai selesai aku membacanya…tiba-tiba teman-temanku bertepuk tangan tanda memberikan pujian kepadaku. Dan bu guru pun mempersilakan aku untuk kembali ke bangku dan istirahat…

Walaupun terasa agak pegal-pegal sedikit, tapi aku merasa puas! Karena hasil aku menghafal ketika bermain bersama adikku tidak sia-sia dan bisa di dengarkan kepada bu guru dan teman-teman.

Akhirnya ulangan umumpun tiba, aku benar focus belajar, walaupun masih menggendong dan bermain bersama adikku….ulangan yg berjalan selama seminggu akhirnya selesai juga, aku dan teman-teman pada tidak sabaran untuk melihat hasilnya, kata bu guru besok adalah pembagian raport untuk mengetahui nilai dan kenaikkan kelas dengan syarat membawa telor atau sebungkus mie instant sebagai tanda terimakasih buat ibu dan bapak guru.. Aku merasa tidak sabaran untuk menanti hari esok, karena hari esok adalah hari yang menentukan apakah aku akan naik tingkat atau tidak.

Esokpun tiba, seperti biasa aku mengantarkan dagangan moa ke Amba Ncai dan setelah itu pulang lagi sebelum fajar terbit, karena adik-adiku pada bangun dan sarapan harus diberikan pada mereka. Seperti biasa, aku pergi ke rumah bibi yang biasa aku titip adik-adikku sampai aku pulang sekolah. Setelah sampai di rumah bibi, keadaannya tidak sperti biasanya, sunyi, tanpa adanya suara. Akupun coba untuk mengetuk, tapi tidak ada yang menjawab dan akupun terpaksa masuk, ternyata bibiku sakit, dengan berbaring lemah, dan wajah pucat. Setelah berbicara sebentar kalau bibiku lagi sakit tidak bisa jagain adik-adikku.

Akupun pulang dengan perasaan sedih, bibiku yang sakit, adik-adiku siapa yang menjaga? Akhirnya aku putuskan untuk menjaga adik-adikku dan tidak ke sekolah. Aku hanya bisa sambil menunggu sampai teman-temanku pulang semoga mereka membawakan kabar untukku yang menyenangkan. Jam pulang sekolahpun tiba, anak-anak sekolah mulai terlihat keluar dari gerbang sekolah dengan berlari-lari dan tertawa menandakan mereka senang. Dari gerombolan teman-teman sekelasku datang seorang teman membawakan buku warna merah dan menyodorkan kepadaku. Dengan perlahan-lahan aku membuka lembaran raportku tanpa sehelaipun lewat kubaca. Dan diakhir catatan tertulis rangking dengan angka romawai I. Alhamdullah…Luar Biasa..Allahuakbr!!! trnyata aku juara 1, walaupun bukan targetku, yang penting aku naik kelas. Dan adik-adikkupun hanya melihat aku kebingungan, dan kayaknya mereka tidak mengerti dengan kebahgiaan yang aku rasakan pada saat itu. Akupun berlari pulang dan ternyata belum ada siapa-siapa di rumah dan akupun berlari sambil menggendong adikku ke ujung kampung untuk menunggu moa dan daeku yang pulang dari sawah…setelah cukup lama menunggu, sampai adikku ketiduran. Dan dari kejauhan terlihat orang-orang berjalan y pulang dari swah, dan saya berharap itu adalah orangtuaku juga. Iy bnar, ternyata mereka jg ada di antara orang-orang itu…akupun berlari menghampiri dan bersorak kegirangan sambil berteriak “ Aku juara…aku juara..aku juara” sampai orang-orang pada melihatku dan aku membukan raportku dan menunjukkan ke mereka bahwa saya mendapat juara 1. dan orang-orangpun penasaran dan melihat, dan tiba-tiba salah satu dri mereka bilang

yeee….emanknya itu juara I dapat hadiah beras? Atau raportnya bisa ditukarkan dengan beras? Hhe..he…he..” sambil tertawa mengejek. Itu sempat membuatku sedih, tapi moaku mengusap rambutku dan mengatakan keadaku

kamu hebat nak” ujarnya sambil melanjutkan dengan berkata “ nak, nasibmu hanya kamu yang bisa merubahnya…moa dan dae hanya bisa berdo’a buat kamu… raihlah cita-citamu setinggi yang engkau inginkan!” sambil melihat ke arah dae. Dan akupun mengerti perasaan dae dan moa, karena untuk melanjutkan sekolah sungguh berat karena himpitan ekonomi dan keadaan keluarga yang pas-pasan.

Pagi itu begitu cerah tanpa segumpal awanpun yang menghalangi sinarnya sang surya. Hatiku amat senang, karena sekarang sudah kelas 4, itu berarti tak lama lagi aku akan sekolah bersama kakakku lagi. Akupun berangkat ke sekolah seperti biasa setelah mengantarkan dagangan moaku ke pasar dan menitipkan adik-adikku. Disekolah selalu diramein oleh para penjual kaki lima yang berjualan, dan itu pun menarik perhatian para siswa disitu dan menghabiskan uang jajan mereka. Aku kadang merasa iri dengan teman-temanku yang selalu kelihatan berkecukupan, walaupun aku kadang dikasih uang jajan sama moaku,tapi aku jarang menggunakan untuk jajan, karena aku tabung buat membeli peralatan belajar. Pagi mulai terasa panas dan bel tanda masuk kelaspun berbunyi. Siswa-siswi pada berlari memasuki kelasnya masing-masing.

Seperti biasa, setelah pulang dari sekolah selalu mampir ke rumah bibi untuk mengambil adik-adikku yang aku titip. Setelah sampai dirumah bibi ternyata adik-adikku sudah diambil oleh moaku, dan aku langsung lari pulang ke rumah, sesampai di rumah aku disuruh kekebun untuk membantu kakakku menebang bamboo pesanan orang, setelah makan dan mengganti baju saja aku langsung berangkat ke kebun yang tak jauh dari kampong, tetapi harus melewati sungai yang cukup lebar untuk direnangin, waktu itu arus sungai tidak terlalu deras,jadi aku bisa menyebanginya dengan berenang menggunakan satu tangan, sedangkan tangan yang satu memegang pakaian supaya tidak basah. Setelah sampai akupun masuk kebun menemui kakakku dan membantunya menebang bamboo, bamboo yang diteban cukup banyak, karena itu untuk membawa bambunya besok. Akupun disuruh pulang duluan oleh kakakku, akhirnya aku pulang dan menyebrang kembali sungai yang tadi aku lewatin, tapi arus sungai tambah besar dan deras, kayaknya aku tidak bisa kalau berenang menggunakan satu tangan saja, lalu aku meminta bantuan sama kakakku. Kemudian oleh kakakku, pakaianku dibundarin kayak bola dan ditengahnya di masukkin bongkahan tanah lalu diikat, ternyata mau dilempar, cemerlang juga ide kakakku, lalu kakakku melempar pakaianku dengan sekuat tenaga dan melambung diudara, tapi dengan tiba-tiba bongkahan tanah yang dimasukin kedalam ikatan bajuku terpisah, dan akhirnya cuman bongkahan tanah yang selamat sampai kesebrang, dan pakaianku kecebur ke dalam sungai dan di bawa oleh arus yang deras, aku dan kakakku berlari dan mengejar pakaian itu, karena arusnya yang sanagt deras, pakaianku gk terselamatkan, aku jadi sedih karena celananya adalah celana sekolah, bagaimana aku sekolah besok, pakai apa?. Tapi buat pulang kerumahpun aku pakai apa, akhirnya kakakku meminjamkan celananya padaku tapi kalau sudah sampai rumah bawa kembali katanya.


sesampai di rumah, aku langsung merebahkan badan di sarangge (tempat duduk dari bambu) dan tanpa terasa akupunn terlelap nyenyak ketiduran, dan aku baru sadar ketika suara adzan berkumandang. dan akupun baru ingat kalau kakakku masih ada dikebun, aduh...!!!! gimana nech, padahal aku disuruh bawain celana. akupun segera naik kerumah untuk menggantikan celanaku, tapi belum sempat aku temuin celanaku, tiba-tiba ada suara kakakku di bawah, yachhhhh!!! telat...gmn nech!!! akupun pura-pura tidur....yeee!!! ternyata aku ketauan kalau pura-pura, akupun dijewer telingaku dan mengajak sholat magrib berjama'ah.


pagi itu cuaca tidak begitu cerah seperti biasanya, mungkin alam tahu yang terjadi denganku, pagi itu aku merasa takut sekali untuk pergii sekolah karena aku tidak memiliki seragam sekolah, akhirnya pada hari selasa itu aku terpaksa memakai celana pramuka. sesampai disekolah aku pada dilihatin oleh teman-temanku bahkann ada yang menertawakan, pada bel masukpun seperti biasanya aku selalu memimpin teman-teman untuk berbaris didepan kelas dan memberi hormat kepada pak guru. dan guru yang melihatku pun bertanya kenapa seragam aku berbeda, dengan berat hati aku terpaksa berbohong dan mengatakan kalau celanaku kecuci dan masih basah. dan gurukupun memberi toleransi untuk hari ini, asal besok jangan diulangi lagi.


keesokan harinya, aku minta tolong sama kakakku untuk mengusahakan celana sekolahku, ternyata kakakku masih menyimpan celana sekolahnya dulu, dan akupun menjadi tenang walaupun celananya agak sedikit kebesaran. dan akupun bisa berangkat ke sekolah seperrti biasanya.


singkat cerita, akupun sekarang sudah duduk dibangku kelas 6, dan akupun semakin penasaran untuk bisa sekolah bareng sama kakakku. ketika dikelas 6 ini aku sering ditugaskan untuk mencatat dipapan tulis, hampir setiap hari dan itu dilakukan dari pagi sampai pulang, itulah sekolahku dulu, aku sering mengeluh karena kecapean, tapi harus bagaimana lagi karena aku telah dipercayain sama para guru untuk mencatatkan pelajaran di papan.


suatu hari ketika kami beristirahat, aku melihat seorang anak perempuan yyang naik pohonn jambu didepan rumah guru kami, akupun mendekati untuk membantunya untuk menaiki pohon itu, karena dia itu perempuan jadi aku tidak tega, akhirnya dia mau turun dan akupunn menggantikannya. setelah beberapa buah dipetik,eeehhh......teman-temanku pada berdatangan dan meminta jambunya, karena cukup rame dan ribut akhirnya guru kami keluar dari rumahnya, dan dengan suaranya yang keras kami disuruh masuk kelas walaupun bel tanda masuk belum bunyi, kayaknya guru kami marah. kamipun terdiam membisu tanpa adanya suara, kamipun ketakutan. dan diapun bertanya dengan nada yang keras," siapa saja yang memetik pohon bambu tadi???" tanyanya dengan nada mengancam, kamipun terdiam takut. kemudian dia berkata" kalau tidak ada yang mengaku, semuanya bapak hukum!!! ayooo...siapa???" nadanya semakin keras, dengan terpaksa akupun maju kedepan mengakui kesalahanku, dan meminta maaf kepada guruku, dengan nada marah guruku menghentakku " maaf aja, tidak akan menggantikan jambu-jambu itu" ujarnya, aku semakinn ketakutan. kemudiann dia mengambil garis yang panjangnya 1 meter dan kayaknya aku akan dipukul sebagai hukumanya, tiba-tiba datang seorang temanku dan berkata " pak, bukan si rauf saja yang ambil jambunya tapi saya juga" katanya sambil tertunduk, kemudian disusul oleh beberapa temanku sekitar 8 orang. guruku semakin marah, dan menyuruh kami berbaris, dan menyuruh kami untuk saling menampar satu sama lain, dari yang urutan pertama menampar yang kedua, tetapi temanku tamparanya kurang keras, sehingga pak guru itu memberrikan contoh sama dia, tanpa belas kasihan pak guru menamparnya begitu keras sampai lehernya terputar setengah, setelah itu baru temanku menampar satu sama lainnya dengan keras. akhirnya bel pulangpun berbunyi dan kami semua akhirnya disuruh pulang.
seperti biasa sebelum pulang ke rumah aku mengambil dagangan dulu buat jualan,aku menjual es krim, tpi kalau masih ada jualan sisa pagi biasanya dihabisin dulu. tapi kali ini jualanku laku habis, makanya aku mengambil lagi. Seperti biasa juga aku menjemput adik-adikku yang dititip sama bibi, sedangkan moaku pergi kesawah, hmmm......akhirnya dengan terpaksa aku menggendong adikku sambil berjualan, sebenarnya aku tidak tega soalnya hari itu matahari cukup terik, jadinya adikku kepanasan. hari ini daganganku cukup laku dan tinggal setengah lagi, akupun melanjutin perjalanan mengelilingi kampung untuk menjajakan jualanku, tiba di sebuah gang kecil saat aku lewat sambil berteriak menjajakan daganganku, dan tiba-tiba seorang pemuda bangun, dan memanggilku, ternyata dia mau membeli jualanku, kemudian aku menghampirinya dan aku langsung membuka jualanku, dan diapun mengambilnya. akupun merasa senang, jualanku habis di makan sama pemuda itu, dan habis itu dia langsung tidur lagi. ups....kemudian aku membangunkanya dengan maksud meminta bayarannya, tapi....seperti tanpa merasa bersalah dia malah balik bertanya sama saya, "ko' masih di sini, sana pergi!!!" sambil menunjuk dan tidur lagi. aku jadi bingung, daganganku habis tapi tidak dibayar. Akupun ngotot untuk di bayar, kemudian perlahan-lahan dia mengeluarkan sesuatu dari belakang punggungnya, Ya ampun!!!! ternyata tu sebilah golok, tanpa pikir panjang lagi, aku langsung lari sambil meenggendong adikku...akhirnya aku sampai di ujung kampung, dengan napas yang terengah-engah ditambah lagi adikku yang nangis, lengkap udh kebingunganku.




Cerita hidupku (Bag.1)


MASA KECILKU

Sejak lahir aku gak ingat apa-apa…aku baru ingat setelah umurku skitar 5 tahun, pada waktu itu aku menggembalakan kambing-kambingku, ketika pada usia itu aku sering menangis ingin ikut saudaraku yg pergi ke sekolah, karena orang tuaku pada sibuk kerja, dae ku (bapak) adalah seorang petani negri yang rajin dan ulet, pantang menyerah demi kami anak-anaknya.daeku selalu pergi ke kantornya yg luas dan indah, gak pernah aku melihatnya libur walaupun hari libur. moaku(ibu) adalah seorang pebisnis yang handal, setiap hari tanpa absent selalu pergi ke pasar dari hari sebelum matahari terbit moaku sudah berangkat dan aku selalu setia mengantarkan dagangannya…


Aku salut sama mereka berdua yang begitu gigih berjuang dan mencari nafkah demi kami anak-anaknya…mereka gak pernah aku dengar mengeluh karena capek. Ketika magrib menjelang daeku selalu mengajak kami untuk sholat berjamaah, dan mengajarkan baca Al-qur’an kepada kami dan selalu menasehati kami agar tidak mengalami nasib seperti mereka,supaya kami jauh lebih baik dari keadaan mereka saat ini…aku salut sama mereka berdua yg begitu gigih dalam mendidik kami, walaupun daeku belum terlalu bisa membaca huruf latin, tapi dengan pengetahuannya membaca al-qur’an, dia ajarkan kepada kami. Dan para tetanggapun menitipkan anak2nya kepada daeku untuk diajarkan membaca Alquran. Alhasil aku bisa membaca al-qur’an sebelum bisa membaca huruf latin dan sebelum masuk Sekolah Dasar. Aku berpikir mungkin kalau daeku bisa membaca dengan lancar huruf latin mungkin di ajarkan juga kepada saya…wkwkkwk!!!


Daeku adalah seorang bapak yang amat keras didikannya, tak heran ketika melakukan kesalahan beberapa tamparan melayang dipipi dan kepala ini, tapi itu sudah biasa, apalagi ketika membantah, tidak menurutin perkataanya…gak segan-segan kursi rotan dilemparkan kepada kami, tapi itu semua tidak menyurutkan niatku untuk menjadi anak yang tebaik dari yang lain dan bisa menunjukkan yang terbaik buat mereka, dengan didikkan itu awalnya saya merasa tersiksa dan tertekan, tapi setelah dipikirkan bahwa semuanya itu demi kebaikan saya juga, karena mereka tidak ingin saya seperti mereka lagi, yang setiap harinya ke sawah membanting tulang, tidak mengenal teriknya panas matahari, derasnya hujan dan angin yang menerpa….

Pada waktu siang hari aku jarang melihat daeku, karena ketika aku sedang tidur diwaktu subuh yang gelap daeku berangkat ke sawah, dan aku hanya ikut moaku membawakan dagangannya ke Amba Ncai( pasar Tradisional) dan setelah itu aku balik untuk menjaga rumah dan kadang menggembalakan kambing.

Kadang aku juga ikut kakakku ke sekolah, ketika itu aku merasa penasaran dengan yang namanya sekolah, padahal belum tahu apa-apa tentang sekolah, sekolah itu apaan sih….apakah lapangan yang luas? Atau kebun yang rimbun ataukah gunung, pasar dan sebagainya. Pada waktu itu aku ngotot untuk ikut kakaku ke sekolah, awalnya kakakku gak mau membawaku bersama ke sekolah karena aku tidak suka pakai baju, dan merasa risih klo pakai baju, jadi pakai celana doang!!!

Pada suatu hari akhirnya aku di ajak juga oleh kakakku ke sekolah, pagi-pagi aku sudah siap di depan pintu nungguin kakakku, matahari belum terbit tapi semangatku menyinari hati ini untuk bisa ke sekolah. Setelah cukup lama menunggu kakakku tiba-tiba ada yang memukul pundakku seraya berkata :

“yuk…berangkat” ajak kakakku.

“ayooo, siapa takut” ujarku penuh semangat. Dijalan kami sambil ngobrol-ngobrol.

“kak!! Ko berangkatnya pagi-pagi amat sih?” tanyaku.

“yah…karma hari ini aku jadi salah satu petugas upacara” jawabnya.

Matahari dah mulai terbit, tapi pagi itu masih terasa dingin, kampungku amat damai dan tentram, orang-orangpun mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing, tak sedikit orang-oarang yang berpapasan dengan kami di jalan. Sekali-sekali aku tutup mataku dari matahari karena silau, dan aku bertanya sama kakakku:

“kak, kenapa sih matahari terbitnya dari arah timur?”ujarku.

wkwkwkwkwkwk….”tiba-tiba kakakku ketawa dan berkata.

“kalau terbitnya dari arah barat, itu tandanya kiamat”jawabnya sambil menahan ketawa. Kemudian aku masih penasaran dan bertanya lagi:

“ kak, dibelakang gunung sana masih ada orang yang tinggal gak?” tanyaku sambil menunjuk kearah gunung yang biasa aku lihat kalau matahari sering terbenam.

“ntar kalau kamu sudah masuk sekolah kamu akan tau sendiri semuanya”jawabnya sambil tersenyum. Dan akupun belum habis pikir, seandainya masih ada orang yang tinggal dibelakang gunung sana, kasihan sekali, Karena gak pernah alamin yang namanya siang, apalagi matahari terbit.

Akhirnya kami sampai di sekolah, pada waktu itu aku ingat jelas bahwa hari itu adalah hari senin, karena ada upacara…he..heh..he..!!! oleh kakakku aku tidak di suruh berdiri bersamanya karena tidak berseragam apalagi tidak berpakaian, akhirnya aku diselipkan antara bunga-bunga bonsai yang tinginya hampir setinggi badanku, jadi kepala doank yang nongol…upacaranya begitu lamaaaaaaa sekali, sampai akhirnya aku ketiduran, ketika tidur tiba-tiba ada semut yang mengigit aku, dengan spontan aku teriak dan menjerit kesakitan…karena daerah gigitanya adalah daerah terlarang..wkwkwkwk!!! kaena itu orang-orang yang sedang upacara kaget dengan suara aku…dan kakaku panic karena lupa disebelah mana aku diselipkan…akhirnya diperiksa dari ujung ke ujung taman, akhirnya ketemu. Ups…kakakku marah

“ tuch kan…makanya jangan ikut!!!” katanya sambil menarik aku. Kayak ember aku ditariknya dan sambil menangis terisak-isak karena kesakitan digigit semut sampai bentol…Akhirnya aku diantar pulang dan sendirian dirumah sedangkan adikku dititipkan sama bibi..




Wednesday 26 August 2009

suksesssssssss!!!!


Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan...

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.

bangofamily

Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang telah kita lakukan. untuk itu apabila anda berpikiir bisa segeralah lakukan